17 Agustus 2014

17 Agustus 2014: Banyak Hal yang Membuatku Bangga, Aku Indonesian



Hari ini adalah hari kemerdekaan indonesia ke 69. Terlepas dari carut marut politik dan apapun yang kamu lihat sekarang, Indonesia sudah berusia 69. Dan buat kamu yang sejak membuka mata sudah berada di negeri ini bersyukurlah dan BANGGALAH MENJADI ORANG INDONESIA. Banyak hal tentang Indonesia yang akan membuatmu bangga. Percayalah, karena aku tidak menyuruhmu menutup telinga dari suara sumbang yang mencerca Indonesia untuk membuatmu tetap bangga menjadi orang Indonesia. Silahkan dengar suara sumbang itu, tapi buka juga wawasan kamu tentang beberapa hal yang akan aku beberkan pada postinganku ini. Dan banyak hal yang mungkin tak bisa aku tulis semua. Begitu banyak hal yang membuat kita bangga menjadi orang Indonesia.





1.         Produk Indonesia
Banyak produk Indonesia yang tak kalah saing dengan barang-barang import produksi negara lain. Hey.. kamu pecinta barang import, kayaknya kamu perlu baca artikel-artikel berikut. Mungkin barang yang selama ini kamu bangga-banggakan sebagai barang luar negeri adalah produk Indonesia. Dan Harusnya kamu lebih bangga menggunakan produk Indonesia.
21 Merk Indonesia Terkenal yang Dikira Merk Luar Negeri
Produk-Produk Indonesia yang Mendunia
Dua Produk Indonesia Sukses Rajai Pasar AS
Dan masih banyak artikel-artikel tentang membanggakannya produk Indonesia jika kamu mulai membuka pikiranmu untuk mencari informasi lebih.



2.          Kuliner Indonesia
Ya kuliner Indonesia adalah hal yang akan sangat membuatmu merindukannya saat kamu pergi terlalu jauh dari negaramu ini. Jika kamu tak berkesempatan pergi jauh dari Indonesia dan menyangkal bahwa masakan Indonesia adalah salah satu hal yang akan membuatmu bangga, maka bukalah buku sejarahmu. Diberbagai buku sejarah telah dituliskan alasan penjajahan Indonesia adalah rempah-rempah. Ya. Rempah-rempah, bumbu dengan berbagai rasa yang membuat makananmu tidak hambar. Dan banyaknya kuliner dari sabang sampai merauke membuktikan betapa kayanya Indonesia. Berbagai rasa itu akan terasa lebih saat kamu membandingkannya dengan masakan berbagai negara lain. Atau baca beberapa artikel ini agar kau tahu ISTIMEWANYA MASAKAN INDONESIA
CNN : World’s 50 best Food
Sate (urutan 14), Nasi Goreng (Urutan 2), Rendang (Urutan 1)
Dan 40of Indonesia’s Best Dishes
The Best Thing to Eat in 35 Countries Around The World
3.        Tempat Wisata
Indonesia itu surga dunia, kecantikan dan kekayaan alamnya mempesona banyak turis asing. Jadi kenapa kita tidak mulai traveling keliling Indonesia dan menunjukan betapa bangganya kita sebagai orang Indonesia.
NY Times: 52 Placed to Go in 2014
Yogyakarta, Indonesia (20)
Puretrevel: Top 16 recommended things to do In Indonesia
25 Photos That will Make You Want to Visit Indonesia
4.        Prestasi Orang Indonesia
Siapa bilang Indonesia selalu kalah dibanding orang-orang dari negara maju lainnya? Indonesia banyak melahirkan orang-orang berprestasi dan bahkan banyak orang berprestasi asal indonesia yang begitu berpengaruh di dunia.
7 Orang Indonesia Pertama yang Menguncang Dunia
14 Pelajar RI raih Emas di Olimpiade Matematika
10 Animator Sukses Asal Indonesia
Star 50 Kapal Terbaik Dunia berbobot mati 50000 ton
15 Orang yang Bikin Kamu Bangga jadi Warga Negara Indonesia
5.        Buuuaaaaannyyaaakkk lagi lainnya
Batik, Tari Kecak dan berbagai budaya Indonesia, Bahasa Indonesia dan berbagai bahasa daerah, dan banyak lagi yang harusnya bukin kamu bangga jadi orang Indonesia.
Fakta Menarik Bahasa Indonesia
20 Hal Sepele Dari Indonesia yang Mendunia
Keunggulan Indonesia di mata Dunia



Dan masih banyak lagi hal-hal membanggakan tentang Indonesia. Buka mata dan pikiran, indonesia adalah tempat ternyaman untuk lahir dan tumbuh besar. Semoga artikel ini dapat membuka matamu untuk melihat Indonesia lebih positif. Selamat Hari Kmerdekaan Indonesia ke 69^^

16 Agustus 2014

Wanita Para Lelaki ‘Super’

Fans Fiction
Hanya rindu menulis. Hanya membayangkan jatuh cinta pada lelaki super yang bahkan tak pernah terbayangkan ada di bumi, disekitarmu. Membayangkan menjadi wanita-wanita pada film dan buku-buku Superhero seperti Superman, Spiderman, I am Number Four, Twilight, dan kisah super lainnya dengan posisi wanita yang lemah yang selalu dijadikan umpan oleh si jahat untuk menjebak si lelaki super. Sebenarnya memikirkan ini setelah membaca I am number Four, kemudian merasa tergelitik dan hanya rindu menulis. Daaann ini dia fans fiction pertamaku :D


Dia ada, dia berbeda. Berapa kalipun aku mencoba meyakinkan diriku, ini bukan khayalan kanak-kanakku yang melompat keluar dan menjadi kenyataan saat aku dewasa. Ini benar-benar terjadi, lebih mengerikan dari khayalan gadis kecil. Aku akui, tak ada yang salah dalam mencintai seseorang, meski dalam kasusku aku membuat kesalahan yang sangat besar. Dia? Mungkin sebagian kecil salahnya karena dia terlalu menarik. Seperti kutub magnet yang selalu fleksibel. Menjadi kutub utara yang sejuk saat aku si selatan panas yang merindukan dingin dan menjadi selatan si misterius yang kudambakan saat aku kutub utara terlalu terlalu mudah untuk dibaca.
Dia berbeda, dia telah memperingatkanku berkali-kali. Cinta yang memang membutakankah? Atau otakku yang terlalu bebal untuk mencerna peringatannya? Aku pun tak mengerti kenapa aku masih di sampingnya, dan kenapa aku berharap begitu besar untuk dapat bersamanya? Karena dia telah menyelamatkan nyawaku berkali-kali ? Ya itu memang terjadi, aku berhutang padanya. Tapi perasaan yang meluap-luap di hatiku bukanlah rasa membalas budi seperti itu. Terlebih lagi dia benar-benar membuat diriku bergetar dengan bulu kuduk berdiri yang butuh waktu lama untuk bisa kembali lemas. Siapapun mungkin akan lupa membalas budi saat yang menolongmu adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari apa yang membahayakanmu bukan? Dia makhluk lain, yang dengan mudah menyelesaikan segala hal lebih cepat ratusan bahkan ribuan kali dari manusia. Dia istimewa, yang perlu berkonsentrasi lebih hanya untuk menyentuhku, agar tak menyakiti kulitku rapuhku karena kekuatannya.
Tidakkah aku takut? Aku takut luar biasa. Tak semudah menjentikan jari tangan untuk menerima semua ketidakwajaran dalam sekian detik setelah dia memberitahuku semua identitasnya. Diriku bergelut jauh di dalam sana, bahkan berharap semua yang terjadi didepan mataku benar-benar khayalan gadis kecil yang terlalu pintar berimprovisasi dalam imajinasinya. Aku memeluknya erat sementara batinku tak bisa menerima ucapannya. Aku menciumnya dalam sementara sebagian dariku benar-benar ingin lari darinya.
Ada perintah jauh di dalam diriku untuk menjauhinya. Seperti cicit alarm yang tak akan berhenti berbunyi untuk memperingatkan tanda bahaya. Alam bawah sadarku tahu lebih banyak resiko yang akan kuhadapi daripada hatiku yang mencinta. Di setiap malamku, aku selalu bertekad untuk menghindarinya, seperti katanya, aku pantas mendapatkan yang lebih baik darinya. Tapi tak sampai sekian menit setelah memutuskan hal itu aku mulai merindukannya. Tekadku untuk tetap bersamanya bahkan lebih besar dari hari ke hari. Tentang mendapatkan yang lebih baik darinya ? Omong kosong, dialah hal terbaik dalam hidupku. Bukan aku yang memutuskan, karena sewajar daun yang akan meliuk saat dibelai angin, sewajar itulah aku bersama dengannya. Meski dia lebih mengerikan dari bayangan terburukmu, aku mencintainya. Dia hanya... berbeda.

Lutvia, 16-08-2014

Senter di Dinding

Berpuisi dalam Cerita

Entah berapa lama ga pernah nulis cerita fiksi lagi, mungkin serbuan bacaan nonfiksi yang 'harus' menjejali pikiranku menggeser imajinasiku. Atau mungkin terlalu malas membaca beberapa novel yang hanya berakhir rapi dilemari tanpa sempat dibaca membuat refrensi nonfiksiku tak lagi berkembang. Tapi hari itu begitu saja aku menulisnya, cerita singkat dari KOBIMO - Kelas Bimbingan Menulis Online-. Akhirnya aku kembali menulis, bahkan saat itu aku menulis dari ponsel. Terkadang sesuatu mesti berjalan tanpa di rencanakan dan melihat hasilnya untuk tersenyum puas, inilah spontanitasku.... :D



Dan ini dia ceritaku....


Penjara ini gelap, penjara ini dingin. Aku tak tahu apakah segelap itu pula hati ini, yang aku tahu pasti, dia sunyi, tak lagi secerewet dahulu. Hati ini dahulu selalu berbincang membicarakan tindak tandukku. Terkadang marah, terkadang memuji atau dia terlalu sering marah padaku? Ah aku tak ingat, bahkan akupun lupa kapan sunyi ini menjadi kebiasaan hatiku. Senter di dinding mengerjap, terkesiap, pensil di tanganku jatuh ke lantai. Aku menghela nafas, sesunyi ini juga penjara, dia bahkan enggan berdenting saat kayu pesilku menyentuhnya. Kuhela nafasku dalam, pandanganku menatap kosong sketsa seorang lelaki di kanvas. Lelaki muda dengan mata menyala mencerminkan semangat jiwanya. "Aku akan mengabdi pada negeri ini !",lantangnya teriakan lelaki itu berdengung di telingaku. Lelaki itu tampak mempesona di hadapan ribuan massa yang mengelu-elukannya.

Senter di dinding kembali mengerjap, layaknya proyektor yg mengerjap konstan memutar sebuah film. Kini sketsa laki-laki di kanvas itu bergerak, aku bahkan mendengarnya berbicara. Lelaki di kanvasku tengah mengucapkan sumpah jabatan, bulu kudukku merinding mendengan getar suaranya mengucap sumpah. Aku yakin dia pemimpin yang baik. Pemimpin yang mampu memegang amanat ribuan rakyat yang dipikul di bahunya. Ribuan rakyat yang menggenggam tangannya erat ditiap tinjauan dinasnya. Dia pemimpin yang mendapat cinta rakyatnya.

Senter di dinding kembali berkedip. Kini sedikit lama jeda kedipnya, mungkin baterai lupa tekadnya menyalurkan energi untuk si senter. "Mungkin dia lupa janjinya" ,desah seseorang, entah suara siapa yang terdengar dari kanvasku. Tapi tampaknya sketsa lelaki di kanvasku tak menghiraukannya. Dengan angkuh dia masuk mobil mewahnya seusai peresmian Mall yang entah keberapakalinya memakan lapak pasar traditional. Dia bahkan tertawa puas menemukan amplop makin mengisi kantongnya. Bahkan keluh kesah warga akan sulitnya ekonomi kian membuatnya enggan turun ke pasar-pasar tradisional. Kini sketsa wajah lelaki di kanvasku terlihat angkuh. Dia sibuk menghadiri pesta-pesta pengusaha dan investor yang akan lebih menebalkan kantongnya.

Senter di dinding mengerjap, aku menunggunya kembali menyala. Tampaknya senter di dinding itu membuat kesabaranku habis hingga aku harus memukulnya agar menyala kembali. Aku menatap kanvasku, hey kemana perginya lelaki di sketsaku. Aku mendekat dan meraba kanvasku, aku bahkan mengetuk-ngetuk layaknya pintu. "Aku ingin melihat kisahnya lagi ya Allah",bisikku merapal doa. Doa?, aku tertunduk terkejut. Kapan terakhir kali aku berdoa? "Dulu... dulu sekali saat kamu masih mendengarkanku",sebuah suara terdengar dari kanvasku. Aku mendongak, sketsa lelaki di kanvasku muncul dan menatapku pilu. Bukan, bukan tatapannya! Itu tatapanku... sketsa lelaki di kanvas ini adalah aku. Langkahku gontai menjauhi kanvasku, senter di dinding memproyeksikan sesuatu yang mengerikan. Rakyat menghujatku, tatapan-tatapan kecewa itu begitu menyakitkan. Oh itu adalah diriku dengan tangan terborgol digiring ke KPK.

Senter di dinding tak lagi berkedip. Kini dia memberiku kegelapan sempurna untukku menangis dan menyesali tindakanku. "Penjara ini gelap, penjara ini dingin", bisik hatiku. Aku tersedu-sedu memeluk diriku erat. Oh akhirnya dia kembali....

Lutvia, 06-08-2014

Cerita ini sudah diedit penulisannya. Tapi mungkin masih banyak kesalahan. Aku kerepotan masalah tulis menulis. Terima kasih sudah membaca postingan ini, dan aku akan senang sekali jika ada yang mau memberi kritik atau saran tentang tulisan ini. Jika kamu ingin tahu grup yang aku bicarakan, silahkan klik Kobimo. ^^