ilustrasi
Mushola itu terletak dalam sebuah gang dengan sebutan gang 2. Tidak jauh
dari jalan raya, karena dari ujung gang pun kamu sudah bisa melihat bangunannya.
Memang mungkin awalnya kamu tidak menyangka bangunan itu adalah sebuah mushola
jika kamu tidak menengadah dan menemukan sebuah kubah aluminium di atasnya.
Bangunan itu memang lebih mitip rumah panjang, tanpa sekat tentunya karena dia
adalah mushola. Mungkin sesekali kamu menemukan sekat hanya dari kain tentunya,
dengan fungsi untuk membatasi akhwat dan ikhwan. Yah hanya sesekali jika kamu
benar-benar beruntung. J
Untuk ukuran, mushola itu tergolong kecil. Kira-kira hanya berukuran 3 x 7
m. (psst aku ga ngukur beneran dan ga tanya sama pengurus mushola, jadi ukuran itu
hanya perkiraan). Mungkin tidak kecil jika itu adalah mushola sebuah instansi
yang hanya memfasilitasi karyawannya untuk beribadah. Namun ini mushola warga
di sebuah desa yang cukup rapat penduduknya. Itupun telah dipugar dari sebuah
tanah wakaf warga didekatnya. Mungkin karena trenyuh setiap bulan ramadhan
pengurus mushola harus membangun teratag untuk memuat luberan jemaah. Namun
penutup di atas tak bisa menutupi sajadah yang basah jika hujan mendera. Hmzz..
untunglah si warga yang baik itu mau mewakafkan tanahnya.
Untuk ukuran tua. Yah aku rasa sudah cukup tua karena mushola itu sudah
berdiri dari beberapa generasi sebelum aku. Sedangkan usiaku saja sudah kepala
dua. Terbayangkan mushola itu sudah menjadi fasilitas warga beribadah selama
puluhan tahun. Mungkin hanya untuk sholat lima waktu, mungkin hanya untuk
yasinan para ibu-ibu yang giat berkumpul setiap selasa sore, mungkin hanya
ramai di saat ramadhan tiba, mungkin hanya sayup suara imam saat hujan deras
mengguyur atap masjid, mungkin hanya 1 shaf tak genap saat iqomat subuh
dikumandangkan setelah menunggu lama jemaah untuk datang. Namun tetap saja
mushola itu aktif lebih dari mushola-mushola apik yang berada di perumahan elit
nun jauh di sana.
Namun yang aku kasih judul kecil dan tua bukanlah mengenai artian mushola
dengan ukuran kecil atau bangunan yang telah berdiri lama. Yang ingin aku
soroti di sini adalah jamaah mushola ini. Yah jamaah mushola ini adalah dua
generasi awal dan penutup jaman. Anak usia balita sampai sd, serta para ibu dan
bapak yang sudah cukup umur untuk menikahkan anaknya. Saat kamu berjamaah di
sini kamu akan menemukan beberapa perbedaan. Tentu aku hanya menceritakan shof
akhwat karena aku cewek. Sensasi yang bisa ditoleransi jika kamu benar-benar
berniat sholat dan beribadah. Di mushola ini semua punya tempat sendiri,
biasanya yang lebih tua selalu berada di shof depan. Jika kamu belum cukup tua
untuk disebut nenek dan sesekali kamu salah shof, memang tak ada yang menegurmu,
namun perlahan rasa bersalah menjalarimu, itu bukan tempatmu, begitu hatimu
bicara. Jangan pula heran jika angin bertiup memasuki mushola kamu akan mencium
bau pepeo-minyak kayu putih orang tua-, itu resiko karena jamaah di sini memang
istimewa. Dan jangan harap kamu bisa kongkow di mushola ini, karena ini tempat
ibadah. Semua ibadah khuyuk dan setiap ucap yang terdengar adalah dzikir bukan
gosip.
Lalu kemana para kaum muda ??
Setelah memasuki usia remaja banyak dari mereka yang memilih nongkrong
diwarung kopi dekat jalan atau menonton acara tv di rumah yang tak pernah jemu
untuk di tinggalkan. Yang lebih mending adalah para remaja yang pindah menjadi
jamaah di masjid. Tapi sayangnya tujuannya kurang tepat. Bahasa kerennya tuh
pengan gaul. Yeah di masjid semua warga desa dari ujung sampai ujung akan
bertemu di sini. Perkenalan baru, teman baru, dan pacar baru...upz..:P
Yah di masjid banyak suara berdengung remaja bergosip dan bertukar cerita
saat sela sholat taraweh atau lebih parah saat sholat dimulai mereka tiduran
dan bergosip. Stop jangan langsung menjudge semua remaja masjid negatif begitu
karena segelintir orang. Karena banyak dari remaja itu juga meluangkan waktunya
untuk mengajar di madrasah sore dan juga mengajar membaca Al Qur’an selepas
sholat maghrib. Mereka yang datang hanya dengan niatan beribadah.
Artikel ini akan menyajikan sebuah kontradiksi. Yah kontradiksi umat
manusia yang tak pernah lepas dari salah. Bukan untuk menilai. Mungkin hanya
untuk refleksi diri, lebih bersyukur lagi jika ini bisa menjadi refleksi kaum
muda. Dan lebih bagusnya lagi mushola itu bukan hanya mushola tua dan kecil.
Somoga jamaahnye terus aktif dan ada kaum penerus yang aktif di mushola ini.
Ammiiinn. :D