9 Februari 2011

Kulik Lagu ‘Andaiku Jadi Gayus’

 

Sedikit terlambat kayaknya yah buat posting tulisan ini, soalnya udah ga heboh lagi tuh lagu ‘Andaiku Jadi Gayus’. Dan pastinya ada rasa seneng, kan ga usah lagi denger lagu kurang mendidik itu. Eits jangan protes dulu. Aku mau kulik soal lirik lagu heboh itu dengan penjelasan penjelasan yang masuk akal kenapa aku bilang lagu itu ga mendidik. Simak deh lirik lagu ‘Andaiku Jadi Gayus’ di bawah ini.

Sebelas maret diriku masuk penjara
Awalku menjalani proses masa tahanan
Hidup dipenjara sangat berat kurasakan
Badanku kurus karena beban pikiran
Kita orang yang lemah tak punya daya apa apa
Tak bisa berbuat banyak seperti para koruptor
Reff:Andai ku gayus tambunan yang bisa pergi ke bali
Semua keinginannya pasti bisa terpenuhi
Lucunya dinegeri ini hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah pasrah akan keadaan
#
Tujuh oktober ku bebas dari penjara
Menghirup udara segar lepaskan penderitaan
Wahai saudara dan para sahabatku
Lakukan yang terbaik jangan engkau salah arah
Biarlah semua menjadi kenangan
kenangan yang pahit dalam hidup ini

Ga cuma disimak loh yang baca, pi juga ditelaah yar bisa paham masalah yang mo dibahas.
Udah coba nelaah sendiri? nemu hal yang ganjil g? Setuju g ma telaahan aku dibawah ini? :D
Lagu tu punya arti lebih dari sebuah dendangan musik penghibur loh. Inget ga sebuah penelitian tentang rangsangan kecerdasan adek bayi yang masih dalam kandungan? Salah satu rangsangannya dengan memperdengarkan musik di perut ibu kan. Dengan kata lain musik tu secara sadar atau ga sadar merasuk pikiran kita, alam bawah sadar kita tempat mengontrol sesuatu yang ga kita kira. Lah kalo terus terusan denger yang negative apa ga bahaya? Bisa jadi pemahaman yang salah kan?
Yuk bahas point poin negative yang terlalu menonjol di lagu heboh itu.
Ø  <1>
“Kita orang yang lemah tak punya daya apa apa
Tak bisa berbuat banyak seperti para koruptor”
Yeah kita orang lemah emank bener tapi perlu dicatat kita tuh bisa berbuat hal lebih dari seorang koruptor. Kalau di lagu ini dalam artian di penjara yang ga bisa bebas jalan-jalan kaya gayus kan? Lah kita bisa koq bebas jalan-jalan. Ga perlu dengan cara kotor bin dosa pake nyuap, tinggal berkelakuan baik, rajin beribadah, rajin nimba ilmu yang dikasi di lembaga permasyarakatan itu…duh banyak banget deh hal yang bisa dilakuin buat bebas. Bukan bebas buronan kaya Gayus pi bebas beneran. Semua kelakuan baik itu bakal di pertimbangin hokum, itu pasti, terbukti dengan adanya remisi atau pemotongan masa hukuman, juga ada bebas bersyarat. Cara yang lebih nyaman buat bebas, dengan status legal lagi..
Ø  <2>
“Andai ku gayus tambunan yang bisa pergi ke bali
Semua keinginannya pasti bisa terpenuhi”
Mesti yah Jadi Gayus yar bisa pergi ke Bali? Yar semua keinginan terpenuhi? Kenapa ga jadi raja? presiden? Milyarder? Atau apalah yang lebih positif dikit. Di lagu ini karena kondisi dalam penjara. Eits jangan anggap remeh di tempat sejahat penjara juga banyak sosok positif karena tobat koq. Banyak penulis buku, pelukis besar dll lahir dalam masa hukuman. Atau contoh yang gampang, presiden pertama kita Bp. Soekarno juga pernah di penjara kan? Dan terbukti banget dia ga runtuh gitu aja setelah di penjara. Atau Bona yang juga penulis lagu ini, terbukti dia sukses setelah menulis lagu di penjara. Dan sekarang dia bisa ke Bali sesukanya setelah produser berlomba-lomba memikatnya dengan banyak fasilitas.
Hmm.. yang lebih miris lagi sosok negative yang dijadikan keinginan untuk  menjadi dirinya-dengan kata lain pengen jadi orang negative juga-  ini jadi pusat lagu karena terdapat dibagian reff. Bagian yang paling mudah diingat orang dalam sebuah lagu. Bagian yang paling sering dinyaiin orang. Bagian yang paling menghipnotis pendengarnya.
Huft… parah..parah.. pengen koq jadi Gayus. Pengen koq jadi koruptor. Beneran pengen jadi koruptor?
Wuaa bukannya semua keinginan terpenuhi yang ada malah jadi buronan dan dipenjara.
Mending berlomba-lomba cari sosok positif buat teladan. Pasti jadi lagu yang lebih bagus deh. Salah satu contoh yang suksesnya lagu ‘Radja’ milik /rif. Lupa? Nee deh q ingetin cuplikan liriknya..
Andai 'ku jadi radja, mau apa tinggal minta
Tunjuk sini tunjuk sana dengan sedikit kata
Andai 'ku jadi radja, punya uang, punya harta
Dan yang pasti aku juga akan punya kuasa
Andai aku jadi radja, 'ku diangkat dielukan
Dikelilingi bawahan dan orang-orang suruhan
Nikmatnya jadi radja, dengan menjentikkan jari
Dan lambaian tangan maka terpuaskan nafsuku
Inget kan? Lagu yang terkenal dan lebih bermutu kan. Keinginan untuk menjadi sesuatu yang positif, yang lebih menginspirasi dibanding kepengen koq jadi koruptor.
But Stop biar seimbang kita juga perlu liat sisi positifnya lagu Bona kan? Semua kan berhak berekspresi. Lagu Bona ini menurut aku yang ngritik dia abis-abisan juga punya sisi ‘wow’ loh. Sisi ‘wow’ yang q maksud tu..
Ø  <1>
“Lucunya dinegeri ini hukuman bisa dibeli”
Sebuah kritik pedas buat pemerintah. Udah jadi rahasia umum Indonesia negeri korup tingkat atas di dunia. Bangga? Ya ga lah. Makanya kita harus kritis, awasi dan ingetin orang-orang diatas jangan sampai dibuai kekuasaan. Terus kalo kita udah diatas juga jangan lupa idealism waktu kita ngawasi dan ngritik orang-orang atas.
Ø  <2>
“Wahai saudara dan para sahabatku
Lakukan yang terbaik jangan engkau salah arah”
Nasehat yang sangat baeg. Setuju kan?
Nah itu dia telaahan aku soal lagu “Andaiku jadi Gayus” yang aku bilang kurang mendidik. But so far so good. Hanya kesimpulannya menjadikan sesuatu yang negative untuk menjadi dirinya ga baeg, ditambah lagi lirik ga baeg itu terletak di reff-central lagu-. Mungkin harus dikasih BO (bimbingan Orangtua) buat yang denger lagu ini kali yah…Hehe.. just kidding :p
Sekali lagi semua orang bebas berekspresi. Kita juga perlu acungin jempol buat Bona yang berhasil kritik pemerintah dan berhasil menjadi orang sukses setelah keluar dari Lembaga Permasyarakatan. Yang satu ini perlu dicontoh :D
Tulisan ini ga menghujat atau menjatuhkan, hanya melihat dari sisi yang berbeda. Hal baeg dan buruk dari sebuah lagu. Setuju ? Hehe….
cups^,^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar