3 Desember 2010

Tentang Rasa

Aku tahu semua yang kurasakan hanya sementara. Ketika sadar kuingat semua perhatiannya. Menghitung seberapa banyak dia mencoba menarik perhatianku. Tersenyum menatapku ketika semua orang bahkan tak sadar akan hadirku.
Dia menyapaku di kuliah perdana. Memancingku untuk menanggapi semua pernyataannya yang diluar dugaanku ketika dia mengenal dengan baik setiap sudut kota asalku yang begitu jauh dari kampus. Dan kupastikan dia tidak berasal dari tempat yang sama denganku. Antusias. Itu yang kutangkap dari sorot mataku saat ucapanku yang tergagap dicerna otaknya. Yeah aku memang blepotan kalo ngomong dengan orang baru. Rasanya menulis lebih baik bagiku. Tapi dia membuatku nyaman di awal pertemuan kami.
Seiring tahun yang berlewat, semua terlupa karena aku tak sungguh-sungguh merasa ia ingin lebih dari obrolan pertama kami. Aku melupakannya. Kemudian mengenalnya lagi sebagai sosok yang berbeda dari awal pertemuan kami.
Keceriannya, kenyamanan yang dia tebarkan pada setiap orang yang berada di dekatnya. Dia seperti malaikat yang tak akan pernah membiarkan orang memikirkan kesedihan sedikitpun saat di sampingnya. DIA POPULER. Yeah senyum memikat dan tingkah konyol yang selalu menarik perhatian.
Berbeda.. atau mungkin perbedaan kami yang membuatku merasa berbeda. Aku hanyalah seorang pendiam yang lebih suka bebas tanpa terikat, melakukan segala hal sendiri sebisa aku bisa melakukannya. Jutek, diam, yeah itu aku. TANAH KECOKLATAN.
Tapi dia malah mengingatkan semua kenyamanan obrolan pertama kami lewat perhatian-perhatian kecilnya. Hati yang memang tak bisa kukontrol sendiri berwarna memuda dari seharusnya. Warna lembut yang semua orang bisa membacanya. SUKA.
Tidak akan kusebut cinta, kerena aku tahu posisiku dan posisinya. Cukup rasa yang bebas menikmati gelora itu. Dan lidah akan kuikat kencang, karena aku tahu akan banyak orang yang terluka saat rasa ini terlantun dalam suara. For my secret angel_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar